.jpg)
Diabetes Melitus di Usia Muda
Diabetes
melitus di usia muda, baik Tipe 1 maupun Tipe 2, semakin sering terjadi. Faktor
risiko meliputi gaya hidup tidak sehat, obesitas, dan riwayat keluarga. Gejala umum
termasuk sering buang air kecil, rasa haus berlebihan, lapar terus-menerus,
penurunan berat badan tanpa sebab jelas, kelelahan, penglihatan kabur, luka sulit
sembuh, dan mudah terinfeksi.
Secara
umum, perbedaan jenis diabetes melitus Tipe 1 dan Tipe 2 ini adalah dari pemicunya.
Diabetes melitus tipe 1 terjadi karena penyakit autoimun yang menyebabkan pankreas
tidak dapat memproduksi insulin. Sementara itu, diabetes melitus tipe 2 muncul sebagai
efek dari pola makan tidak sehat karena tidak bias mengontrol asupan gula yang
masuk dalam tubuh.
Diabetes
melitus, atau yang sering disebut kencing manis, bukanlah penyakit yang hanya menyerang
orang dewasa. Saat ini, kasus diabetes pada usia muda, termasuk anak-anak dan
remaja, semakin meningkat. Peningkatan ini disebabkan oleh beberapa faktor,
terutama gaya hidup yang kurang sehat, seperti:
-
Pola
Makan Tidak Sehat : Konsumsi
makanan cepat saji (junk food),
makanan tinggi gula, dan minuman manis secara berlebihan merupakan pemicu utama.
-
Kurang
Aktivitas Fisik : Kurangnya
aktivitas fisik berkontribusi pada peningkatan risiko diabetes.
-
Obesitas
: Peningkatan kasus
obesitas pada anak - anak dan remaja menjadi faktor risiko signifikan.
-
Faktor
Genetik : Riwayat
keluarga dengan diabetes juga meningkatkan risiko.
Ciri-ciri Diabetes di Usia Muda
Meskipun
gejala diabetes pada usia muda bias serupa dengan diabetes pada umumnya, ada beberapa
cirri khas yang perlu di waspadai:
-
Sering
Buang Air Kecil/Poliuria : Peningkatan
frekuensi buang air kecil, adalah salah satu gejala umum.
-
Rasa
Haus Berlebihan/Polidipsia :
Rasa haus yang terus - menerus meskipun sudah
minum banyak air.
-
Lapar
Terus-menerus/Polifagia :
Rasa lapar yang tidak tertahankan meskipun sudah makan.
-
Penurunan
Berat Badan TanpaSebab Jelas : Penurunan
berat badan yang signifikan tanpa adanya perubahan pola makan atau aktivitas.
-
Kelelahan
dan Lemas : Mudah
merasa lelah dan lemas, bahkan setelah istirahat yang cukup.
-
Penglihatan
Kabur : Penglihatan
menjadi buram atau kabur, yang bias menjadi tanda awal kerusakan saraf akibat
diabetes.
-
Disfungsi
Ereksi
-
Menurunnya
Gairah Seksual
-
Luka
Sulit Sembuh :
Luka di kulit membutuhkan waktu lebih lama untuk sembuh dibandingkan biasanya.
-
Infeksi
yang Lebih Sering : Mudah
terserang infeksi, seperti sariawan, infeksi jamur, atau infeksi kulit lainnya.
-
Kesemutan
atau Mati Rasa : Kesemutan
atau mati rasa pada tangan dan kaki
Pemeriksaan
Diabetes
Untuk
memastikan apakah Anda menderita diabetes atau tidak, diperlukan sejumlah pemeriksaan.
Di antaranya adalah sebagai berikut:
- Tes gula darah puasa
- Tes gula darah sewaktu
- Tes toleransi glukosa
- Tes HbA1c (tes kadar gula
darah rata-rata)
Pencegahan dan Pengendalian
Diabetes di Usia Muda
- Pola Hidup Sehat : Menerapkan pola makan sehat dengan
mengurangi konsumsi gula dan makanan olahan, serta memperbanyak konsumsi buah
dan sayur.
- Aktivitas Fisik Teratur : Rutin berolahraga, seperti berjalan
kaki, berenang, atau bersepeda, untuk menjaga berat badan ideal dan
meningkatkan sensitivitas insulin.
- Pemeriksaan Kesehatan Rutin :
Melakukan pemeriksaan
kesehatan secara berkala, termasuk pemeriksaan kadar gula darah, untuk mendeteksi
dini diabetes.
- Menjaga Berat Badan Ideal : Mencegah obesitas dengan menjaga
pola makan dan rutin berolahraga.
- Hindari Merokok dan Alkohol :
Merokok dan
mengonsumsi alcohol dapat memperburuk kondisi diabetes.
Sementara
itu, belum ada tindakan yang dapat dilakukan untuk mencegah diabetes tipe 1.
Penanganan
Diabetes di Usia Muda
Cara
menangani diabetes di usia muda harus disesuaikan dengan jenisnya. Penanganan
yang dilakukan bertujuan untuk mengontrol kadar gula darah Anda tetap berada dalam
batas normal. Beberapa cara yang bias dijadikan pilihan untuk mengatasi
diabetes, di antaranya
1.
Suntikan Insulin
Bagi
penderita diabetes tipe 1, suntikan insulin merupakan obat utama karena tubuh mereka
tidak mampu memproduksinya.
Ada
empat jenis insulin yang dapat digunakan oleh penderita diabetes. Masing-masing
jenis dibedakan berdasarkan seberapa cepat cairan tersebut bekerja dan lama
efeknya bertahan dalam tubuh.
Jenis
- jenis suntik insulin yang bisa digunakan, meliputi:
- Rapid-acting insulin : bekerja 15 menit setelah disuntikkan,
efeknya bertahan 3-4 jam.
- Regular (short-acting)
insulin :
bekerja
30-60 menit setelah disuntikkan, efeknya bertahan 5-8 jam.
- Intermediate-acting insulin : bekerja 1-2 jam setelah disuntikkan,
efeknya bertahan 14 -16 jam.
- Long-acting insulin : bekerja 2 jam setelah disuntikkan,
efeknya bertahan hingga 24 jam.
- Ultra long-acting insulin : bekerja 6 jam setelah disuntikkan,
efeknya bertahan sekitar 36 jam.
- Mix Insulin: kombinasi antara intermediate-acting
insulin dan short-acting insulin.
Tak
seperti tipe 1, penderita diabetes tipe 2 hanya membutuhkan suntikan insulin
ketika kadar gula darah melebih batas normal dan tidak dapat dikendalikan melalui
pola makan sehat atau konsumsi obat-obatan.
2.
Konsumsi Obat - obatan Tertentu / Oral Anti Diabetes
Untuk
mengatur insulin dan mengatasi lonjakan gula darah, dokter mungkin akan meresepkan
obat seperti metformin bagi penderita diabetes tipe 2. Sementara itu, pemberian
obat untuk penderita diabetes tipe 1 dimaksudkan untuk melindungi organ penting
seperti jantung, ginjal, dan hati dari kerusakan.
3.
Menerapkan Pola Hidup Sehat
Menerapkan
gaya hidup sehat di usia muda adalah cara yang paling sederhana. Beberapa tindakan
yang harus dilakukan adalah konsumsi makanan sehat, rutin berolahraga,
istirahat dengan cukup, hingga menghilangkan kebiasaan merokok.