Hubungi IGD & Ambulance

Cari Dokter

HUBUNGI KAMI
Diabetes Melitus di Usia Muda
Diabetes Melitus di Usia Muda
dr. Linus

Diabetes melitus di usia muda, baik Tipe 1 maupun Tipe 2, semakin sering terjadi. Faktor risiko meliputi gaya hidup tidak sehat, obesitas, dan riwayat keluarga. Gejala umum termasuk sering buang air kecil, rasa haus berlebihan, lapar terus-menerus, penurunan berat badan tanpa sebab jelas, kelelahan, penglihatan kabur, luka sulit sembuh, dan mudah terinfeksi.

 

Secara umum, perbedaan jenis diabetes melitus Tipe 1 dan Tipe 2 ini adalah dari pemicunya. Diabetes melitus tipe 1 terjadi karena penyakit autoimun yang menyebabkan pankreas tidak dapat memproduksi insulin. Sementara itu, diabetes melitus tipe 2 muncul sebagai efek dari pola makan tidak sehat karena tidak bias mengontrol asupan gula yang masuk dalam tubuh.

 

Diabetes melitus, atau yang sering disebut kencing manis, bukanlah penyakit yang hanya menyerang orang dewasa. Saat ini, kasus diabetes pada usia muda, termasuk anak-anak dan remaja, semakin meningkat. Peningkatan ini disebabkan oleh beberapa faktor, terutama gaya hidup yang kurang sehat, seperti:

-          Pola Makan Tidak Sehat : Konsumsi makanan cepat saji (junk food), makanan tinggi gula, dan minuman manis secara berlebihan merupakan pemicu utama.

-          Kurang Aktivitas Fisik : Kurangnya aktivitas fisik berkontribusi pada peningkatan risiko diabetes.

-          Obesitas : Peningkatan kasus obesitas pada anak - anak dan remaja menjadi faktor risiko signifikan.

-          Faktor Genetik : Riwayat keluarga dengan diabetes juga meningkatkan risiko.

 

Ciri-ciri Diabetes di Usia Muda

Meskipun gejala diabetes pada usia muda bias serupa dengan diabetes pada umumnya, ada beberapa cirri khas yang perlu di waspadai:

-          Sering Buang Air Kecil/Poliuria : Peningkatan frekuensi buang air kecil, adalah salah satu gejala umum.

-          Rasa Haus Berlebihan/Polidipsia : Rasa haus yang terus - menerus  meskipun sudah minum banyak air.

-          Lapar Terus-menerus/Polifagia : Rasa lapar yang tidak tertahankan meskipun sudah makan.

-          Penurunan Berat Badan TanpaSebab Jelas : Penurunan berat badan yang signifikan tanpa adanya perubahan pola makan atau aktivitas.

-          Kelelahan dan Lemas : Mudah merasa lelah dan lemas, bahkan setelah istirahat yang cukup.

-          Penglihatan Kabur : Penglihatan menjadi buram atau kabur, yang bias menjadi tanda awal kerusakan saraf akibat diabetes.

-          Disfungsi Ereksi

-          Menurunnya Gairah Seksual

-          Luka Sulit Sembuh : Luka di kulit membutuhkan waktu lebih lama untuk sembuh dibandingkan biasanya.

-          Infeksi yang Lebih Sering : Mudah terserang infeksi, seperti sariawan, infeksi jamur, atau infeksi kulit lainnya.

-          Kesemutan atau Mati Rasa : Kesemutan atau mati rasa pada tangan dan kaki

 

Pemeriksaan Diabetes

Untuk memastikan apakah Anda menderita diabetes atau tidak, diperlukan sejumlah pemeriksaan. Di antaranya adalah sebagai berikut:

  • Tes gula darah puasa
  • Tes gula darah sewaktu
  • Tes toleransi glukosa
  • Tes HbA1c (tes kadar gula darah rata-rata)

 

Pencegahan dan Pengendalian Diabetes di Usia Muda

  • Pola Hidup Sehat : Menerapkan pola makan sehat dengan mengurangi konsumsi gula dan makanan olahan, serta memperbanyak konsumsi buah dan sayur.
  • Aktivitas Fisik Teratur : Rutin berolahraga, seperti berjalan kaki, berenang, atau bersepeda, untuk menjaga berat badan ideal dan meningkatkan sensitivitas insulin.
  • Pemeriksaan Kesehatan Rutin : Melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala, termasuk pemeriksaan kadar gula darah, untuk mendeteksi dini diabetes.
  • Menjaga Berat Badan Ideal : Mencegah obesitas dengan menjaga pola makan dan rutin berolahraga.
  • Hindari Merokok dan Alkohol : Merokok dan mengonsumsi alcohol dapat memperburuk kondisi diabetes.

Sementara itu, belum ada tindakan yang dapat dilakukan untuk mencegah diabetes tipe 1.

 

Penanganan Diabetes di Usia Muda

Cara menangani diabetes di usia muda harus disesuaikan dengan jenisnya. Penanganan yang dilakukan bertujuan untuk mengontrol kadar gula darah Anda tetap berada dalam batas normal. Beberapa cara yang bias dijadikan pilihan untuk mengatasi diabetes, di antaranya

 

1. Suntikan Insulin

Bagi penderita diabetes tipe 1, suntikan insulin merupakan obat utama karena tubuh mereka tidak mampu memproduksinya.

Ada empat jenis insulin yang dapat digunakan oleh penderita diabetes. Masing-masing jenis dibedakan berdasarkan seberapa cepat cairan tersebut bekerja dan lama efeknya bertahan dalam tubuh.

Jenis - jenis suntik insulin yang bisa digunakan, meliputi:

  • Rapid-acting insulin : bekerja 15 menit setelah disuntikkan, efeknya bertahan 3-4 jam.
  • Regular (short-acting) insulin : bekerja 30-60 menit setelah disuntikkan, efeknya bertahan 5-8 jam.
  • Intermediate-acting insulin : bekerja 1-2 jam setelah disuntikkan, efeknya bertahan 14 -16 jam.
  • Long-acting insulin : bekerja 2 jam setelah disuntikkan, efeknya bertahan hingga 24 jam.
  • Ultra long-acting insulin : bekerja 6 jam setelah disuntikkan, efeknya bertahan sekitar 36 jam.
  • Mix Insulin: kombinasi antara intermediate-acting insulin dan short-acting insulin.

Tak seperti tipe 1, penderita diabetes tipe 2 hanya membutuhkan suntikan insulin ketika kadar gula darah melebih batas normal dan tidak dapat dikendalikan melalui pola makan sehat atau konsumsi obat-obatan.

 

2. Konsumsi Obat - obatan Tertentu / Oral Anti Diabetes

Untuk mengatur insulin dan mengatasi lonjakan gula darah, dokter mungkin akan meresepkan obat seperti metformin bagi penderita diabetes tipe 2. Sementara itu, pemberian obat untuk penderita diabetes tipe 1 dimaksudkan untuk melindungi organ penting seperti jantung, ginjal, dan hati dari kerusakan.

 

3. Menerapkan Pola Hidup Sehat

Menerapkan gaya hidup sehat di usia muda adalah cara yang paling sederhana. Beberapa tindakan yang harus dilakukan adalah konsumsi makanan sehat, rutin berolahraga, istirahat dengan cukup, hingga menghilangkan kebiasaan merokok.

 

 

Kembali