.jpg)
Skoliosis pada Anak: Penyebab, Gejala, dan Pengobatan
Skoliosis merupakan masalah pada tulang
belakang yang ditandai dengan kelengkungan yang membentuk huruf S atau C. Kondisi ini dapat mempengaruhi siapa saja,
tetapi lebih umum terjadi pada anak-anak sampai usia remaja.
Penyebab
Skoliosis pada Anak
Terdapat beberapa jenis skoliosis pada anak
berdasarkan penyebabnya, antara lain:
- Skoliosis idiopatik: Jenis ini tidak memiliki
penyebab yang tidak jelas. Namun, ada kemungkinan bahwa kondisi medis tertentu
atau faktor genetik yang dapat memicu terjadinya skoliosis.
- Skoliosis kongenital: Jenis ini muncul karena adanya gangguan dalam perkembangan sistem kerangka saat janin masih dalam kandungan.
- Skoliosis neuro muskular: Jenis ini biasanya
disebabkan oleh kelainan pada otot dan saraf yang menyokong tulang belakang.
Beberapa kondisi yang bisa menyebabkan skoliosis neuro muskular termasuk spina
bifida, cerebral palsy, serta pertumbuhan tumor pada tulang belakang.
- Skoliosis juvenile adalah kondisi skoliosis (kelengkungan tulang belakang) yang menyerang anak-anak usia 3 hingga 10 tahun. Skoliosis juvenile dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk kondisi bawaan, gangguan saraf atau otot, atau tidak diketahui penyebabnya (idiopatik).
Pada usia berapa skoliosis anak bisa terjadi?
Kondisi skoliosis dapat muncul pada anak di
berbagai tahap pertumbuhan. Umumnya, skoliosis lebih sering ditemukan pada anak
laki-laki berusia antara 4 hingga 6 tahun dengan lengkungan cenderung ke arah
kiri. Untuk anak perempuan, kondisi ini biasanya terdeteksi pada usia remaja
yaitu diantara usia 10-18 tahun dan lengkungannya mengarah ke kanan.
Apa saja gejala skoliosis pada anak?
- Bahu yang miring dan tidak simetris.
- Salah satu tulang belikat tampak lebih menonjol.
- Bentuk pinggang yang tidak merata.
- Tinggi satu sisi pinggul lebih tinggi dibandingkan yang lain.
- Salah satu sisi tulang rusuk menonjol kedepan.
- Adanya tonjolan di satu sisi punggung saat membungkuk ke depan.
- Postur tubuh terlihat miring ke satu sisi.
Bagaimana proses diagnosis skoliosis pada
anak?
Umumnya, skoliosis
pada anak dapat diidentifikasi saat pemeriksaan fisik oleh dokter. Pada pemeriksaan ini, anak diminta untuk
membungkuk dari pinggang sehingga tulang belakangnya sejajar dengan lantai.
Dokter akan memeriksa bentuk tulang belakang saat anak dalam posisi tersebut.
Diagnosis dapat ditegakkan jika ada
penonjolan atau tonjolan pada tulang rusuk di salah satu sisi ketika anak
membungkuk. Selain itu, dokter mungkin akan melakukan pemeriksaan rontgen dengan
posisi berdiri untuk mendapatkan diagnosis yang lebih tepat. Jika sudut
lengkungan tulang belakang mencapai minimal 10 derajat, anak dapat dikatakan menderita
skoliosis.
Bagaimana cara menangani skoliosis pada anak?
Sebelum memutuskan pengobatan untuk skoliosis, dokter akan
menilai tingkat keparahan kondisi tersebut melalui foto rontgen dari belakang
dan samping tulang belakang. Selanjutnya, sudut kelengkungan tulang belakang
akan diukur menggunakan metode Cobb.
Jika kelengkungan kurang dari 25 derajat,
maka penyakit tersebut digolongkan sebagai skoliosis ringan. Kelengkungan yang
berada dalam rentang 25 hingga 45 derajat digolongkan sebagai skoliosis sedang,
sementara kelengkungan yang lebih dari 45 derajat digolongkan sebagai skoliosis
berat.
Untuk kasus skoliosis ringan, tindakan lebih lanjut
mungkin tidak diperlukan, tetapi pengawasan rutin oleh dokter tetap penting.
Rontgen mungkin diperlukan untuk membantu proses pemantauan ini.
Untuk skoliosis sedang dan berat, ada berbagai cara penanganan yang bisa dilakukan:
- Fisioterapi. Perawatan ini bisa membantu meredakan nyeri pada anak, meningkatkan gerak tulang belakang, serta mencegah memburuknya kelainan tulang. Tujuan fisioterapi adalah untuk memperkuat otot-otot yang mendukung tulang belakang dan membantu anak memahami posisi tubuh yang benar.
- Penyangga punggung (brace). Selain terapi, penanganan untuk skoliosis yang sedang adalah dengan memakai penyangga punggung. Alat ini dikenakan pada bagian atas tubuh yang mengalami masalah. Tujuannya adalah untuk memperlambat atau menghentikan perkembangan lengkungan tulang belakang agar tidak bertambah parah.
- Gips. Jika anak kesulitan menggunakan penyangga punggung, mereka dapat memakai gips yang dibentuk sesuai dengan bagian atas tubuh. Alat ini akan diganti setiap dua hingga tiga bulan untuk mencegah pertumbuhan tulang belakang yang tidak normal bertambah buruk seiring perkembangan anak.
- Operasi / koreksi deformitas. Anak dengan
skoliosis lebih dari 45 derajat perlu menjalani prosedur operasi spinal fusion
untuk menstabilkan tulang belakang. Tujuannya adalah meluruskan dan menguatkan
tulang belakang agar tidak melengkung. Dalam jangka waktu enam hingga dua belas
bulan pasca operasi, tulang belakang akan menyatu.
Apabila terdapat tanda-tanda skoliosis pada anak,
segera konsultasi ke dokter untuk mendapatkan pengobatan yang tepat.