KONTRASEPSI
Memiliki buah hati tentu menjadi dambaan setiap pasangan yang sudah menikah. Kehadiran anak di tengah-tengah keluarga akan membawa suasanan suka cita dari seluruh anggota keluarga. Keinginan memiliki anak-anak yang lucu tak jarang membuat banyak pasangan lupa untuk mengatur jarak kehamilan.
Menurut dr. Julia Herdiman, SpOG kontrasepsi adalah usaha pencegahan kehamilan baik bersifat sementara atau permanen. Adapun fungsi dari kontrasepsi jangka panjang adalah mengatur jarak kehamilan antara 2-4 tahun. Kontrasepsi juga dapat digunakan bagi yang sudah mempunyai anak dan tidak menginginkan adanya kehamilan lagi.
Mitos tentang kontrasepsi yang bisa membuat wanita sulit hamil, masih menjadi bayang-bayang ketakutan calon pengguna KB. Faktanya, penggunaan kontrasepsi hormonal seperti pil KB, suntik KB, dan AKDR tidak mempengaruhi tingkat kesuburan. Bahkan pada pemakaian combined pill atau pil KB jangka panjang, minimal 5-10 tahun dapat melindungi akseptor (pengguna kontrasepsi) dari kanker Rahim, kanker ovarium dan kanker usus besar.
Selain itu, manfaat lain kontrasepsi hormonal adalah meregulasikan menstruasi pada wanita dengan siklus haid yang tidak teratur dan mencegah anemia pada wanita dengan haid yang berlebihan. Oleh karena itu, tidak heran kalau kontasepsi hormonal banyak digunakan oleh wanita dengan masalah organ reproduksi seperti mioma uteri, kista ovary, maupun endometriosis.
Banyak yang mengatakan bahwa kontrasepsi sangat efektif dan bisa mencegah atau mengatur jarak kehamilan dengan baik. Namun, yang perlu dipahami adalah penggunaan kontrasepsi yang tepat, aman, dan sesuai dengan anjuran dokter agar manfaatnya bisa dirasakan secara maksimal.
Dijelaskan oleh dr. Julia , keefektifan kontrasepsi tergantung pada jenisnya. “Yang paling efektif adalah implant, diikuti dengan Mirena (AKDR yang mengandung hormone progesterone). Jika kontrasepsi permanen, yang paling efektif adalah Vasektomi.