Mpox atau Cacar Monyet. Gejala & Penanganannya
Mpox atau Cacar
Monyet : Gejala dan Penanganannya
Cacar monyet disebabkan oleh virus monkeypox, yaitu virus yang termasuk dalam kelompok Orthopoxvirus. Virus ini awalnya menular dari hewan ke manusia melalui cakaran atau gigitan hewan, seperti tupai, monyet atau tikus, yang terinfeksi virus monkeypox.
Penularan virus monkeypox juga dapat terjadi lewat kontak langsung dengan cairan tubuh hewan yang terinfeksi.
Penularan antar manusia sangat mungkin, namun jarang. Penularan antar manusia dapat terjadi akibat :
1. Kontak jarak dekat dengan sekresi saluran pernapasan dari orang yang terinfeksi (droplet) percikan liur yang masuk melalui mata, mulut, hidung
2. Lesi kulit dari orang yang terinfeksi atau bendayang terkontaminasi oleh cairan pasien atau lesi.
3. Benda yang terkontaminasi, seperti pakaian penderita. Namun, penularan antar manusia membutuhkan kontak yang lama.
Penularan melalui droplet biasanya membutuhkan kontak yang lama, sehingga anggota keluarga yang tinggal serumah atau kontak erat dengan kasus berisiko lebih besar untuk tertular.
Gejala :
1. Masa inkubasi: antara 3–17 hari setelah paparan
2. Gejala awal (prodromal):
a. Demam, Menggigil,
b. Sakit Kepala,
c. Nyeri Otot,
d. Pembengkakan Kelenjar Getah Bening.
3. Ruam (rash):
a. Lesi dapat berkembang di seluruh tubuh, namun paling sering muncul di wajah dan ekstremitas (termasuk telapak tangan dan telapak kaki).
b. Ruam dapat menyakitkan dan gatal.
c. Kelompok lesi di satu area muncul secara bersamaan dan berkembang secara serempak.
|
Tahapan Lesi |
Durasi
Perkiraan |
|
Makula (bintik merah) |
1–2 hari |
|
Papula (benjolan padat) |
1–2 hari |
|
Vesikula (berisi cairan) |
1–2 hari |
|
Pustula (berisi nanah) |
5–7 hari |
|
Keropeng/Penyembuhan |
7–14 hari |
Perbedaan utama dengan penyakit cacar air terletak pada gejalanya, yaitu pada penyakit cacar monyet terjadi pembengkakan kelenjar getah bening, sedangkan pada penyakit cacar air tidak terjadi.
Penanganan Mpox terutama bersifat simptomatik dan suportif, karena kebanyakan kasus ringan dan bisa sembuh sendiri. Namun, penanganan yang tepat penting untuk mencegah komplikasi dan penularan. Berikut adalah langkah-langkah penanganannya:
1. Isolasi Pasien
- Pasien harus diisolasi untuk mencegah penyebaran virus, terutama selama masa munculnya lesi kulit hingga lesi mengering, rontok, dan kulit baru terbentuk.
- Hindari kontak fisik langsung, termasuk hubungan seksual.
2. Pengobatan Simptomatik
- Demam dan nyeri: Diberikan antipiretik seperti paracetamol atau ibuprofen.
- Gatal atau iritasi kulit: Lotion atau salep pelembap dapat digunakan untuk meredakan gejala.
- Infeksi sekunder: Jika ada infeksi bakteri pada lesi, bisa diberikan antibiotik topikal atau oral.
3. Perawatan Umum
- Cukup istirahat.
- Minum cairan yang cukup.
- Jaga kebersihan diri dan area lesi.
- Hindari menggaruk lesi agar tidak memperparah atau menularkan infeksi.
4. Terapi Khusus (Jika Diperlukan)
Untuk kasus berat atau pasien berisiko tinggi (seperti orang dengan imunodefisiensi, anak-anak, ibu hamil), dapat dipertimbangkan:
- Antivirus: Seperti tecovirimat (TPOXX) – ini digunakan terbatas, dan biasanya untuk kasus berat atau kelompok rentan, Konsultasikan dengan dokter.
- Vaksinasi profilaksis: Kontak erat dengan pasien bisa diberikan vaksin pencegahan seperti JYNNEOS (vaksin non-replikasi).
5. Pelaporan dan Penelusuran Kontak
Mpox adalah penyakit yang wajib dilaporkan di banyak negara, termasuk Indonesia. Dinas kesehatan akan melakukan penelusuran kontak untuk mengendalikan penyebaran.
Referensi :
1. CDC [2022]. Signs and Symptoms https://wwwhttps://www.cdc.gov/poxvirus/monkeypox/symptoms/index.html
2. CDC [2022]. Clinical Recognition https://www.cdc.gov/poxvirus/monkeypox/clinicians/clinicalrecognition.html
3. CDC [2022q]. Treatment Information for Healthcare Professionals https://www.cdc.gov/poxvirus/monkeypox/clinicians/treatment.html#anchor_1655488353796

Hubungi IGD & Ambulance
Cari Dokter
Paket & Promo